Rabu, 10 Oktober 2012

APA ITU DEKSTO??

KISAH NYATA UNTUK HARI INI
Seorang anak SMA kelas X sebut saja namanya (P) hari ini sebagai korban pil DMP ini padahal kemarin teman sejawatnya pun meninggal akibat mengkonsumsi DMP berlebihan seperti yang dialami alm (P) ini ia semalam berpesta DMP dengan 5 kawannya di ranggon/pos kamling teman-temannya hanya mengkonsumsi sekitar 4-9 butir dekstro, (P) ini mengkonsumsi satu kali minum lebih dari 20 pil setelah ia dan teman-temannya mabuk. Pukul 02:15 beberapa menit teman-temannya sadar dan kemudian membangunkan (P) namun tidak bangun-bangun setelah di terlentangkan dari mabuknya yang tengkurap ternyata (P) ini mulutnya penuh dengan busa dan bercampur semut karena panik lalu (P) ini di bawa ke rumah sakit terdekat, namun naas nasibnya tak terselamatkan nyawaya. Yang ia tinggalkan hanya bendera kuning yang menancap di batang pisang. Haru tangis pecah menyertai kepergiannya. Warga menangis karena ia tak punya ibu, ibunya beberapa tahun yang lalu sudah meninggal karena terkena penyakit.
APA YANG ANDA PETIK DARI KISAH NYATA INI??
APAKAH HIDUP ANDA HANYA SI SIA-SIAKAN? ATAUKAH DI MANFAATKAN DENGAN BAIK-BAIK?

APA ITU DEKSTO??

A.    Pengertian

Tahukah Anda bahwa obat batuk dapat digunakan untuk mabuk-mabukan. Setidaknya, inilah yang dilakukan oleh sekelompok pecandu narkoba kurang modal. Mereka mengkonsumsi dextromethorphan jauh di atas ambang batas dosis yang diizinkan. Hasilnya, selain 'fly', sel-sel tubuh mereka akan mengalami keracunan hebat.
Dextromethorphan atau sering disingkat DMP, adalah obat batuk "over the counter" (OTC) yang disetujui penggunaannya pertama kali pada tahun 1958. OTC artinya dapat dibeli secara bebas, tanpa resep. Walaupun demikian, obat ini hanya boleh dijual di toko obat berizin. Meskipun ada dalam bentuk murni, DMP biasanya berupa sediaan kombinasi. Artinya, dalam satu tablet, selain DMP juga terdapat obat lain seperti parasetamol (antinyeri antidemam), CTM (antihistamin), psuedoefedrin /fenilpropanolamin (dekongestan), atau guafenesin (eskpektoran). Obat ini bekerja sentral, yaitu pada pusat batuk di otak. Caranya dengan menaikkan ambang batas rangsang batuk. Sebagai catatan, beberapa obat batuk lain bekerja langsung di saluran napas.
Secara kimia DMP (D-3-Methoxy-N-Methyl-Morphinan) merupakan suatu dekstro isomer dari levomethorphan, suatu derivate dari morfin semisintetik. Walaupun strukturnya mirip narkotik, DMP tidak beraksi pada reseptor opiat sub tipe mu (seperti halnya morfin atau heroin), tetapi ia beraksi pada reseptor opiat subtipe sigma, sehingga efek ketergantungannya relatif kecil. Pada dosis besar, efek farmakologi DMP menyerupai PCP atau ketamin yang merupakan antagonis reseptor NMDA.
B.     Overdosis Mematikan
Penyalahgunaan DMP sering terjadi. Penyebabnya, selain murah, obat ini juga relatif mudah didapat. Bentuk penyalahgunaannya antara lain adalah konsumsi dalam dosis besar (berpuluh-puluh butir) atau mengkonsumsinya bersama alkohol atau narkoba.
Pada keadaan overdosis, terjadi berbagai macam efek samping. Terjadi stimulasi ringan pada konsumsi sebesar 100 - 200 mg; euforia dan halusinasi pada dosis 200 - 400 mg; gangguan penglihatan dan hilangnya koordinasi gerak tubuh pada dosis 300 - 600 mg, dan terjadi sedasi disosiatif (perasaan bahwa jiwa dan raga berpisah) pada dosis 500 - 1500 mg.

C.    Manfaat dari DMP
Manfaat utama DMP adalah menekan batuk akibat iritasi tenggorokan dan saluran napas bronkhial, terutama pada kasus batuk pilek. Untuk mengusir batuk, dosis yang dianjurkan adalah 15 mg sampai 30 mg yang diminum 3 kali sehari. Dengan dosis sebesar ini, DMP relatif aman dan efek samping jarang terjadi.




D.    Akibat Mengonsumsi Berlebihan
Gejala lain yang terjadi akibat overdosis DMP adalah bicara kacau, gangguan berjalan, gampang tersinggung, berkeringat, dan bola mata berputar-putar (nistagmus). Penyalahgunaan sediaan kombinasi malah berefek lebih parah. Komplikasi yang timbul dapat berupa peningkatan tekanan darah karena keracunan pseudoefedrin, kerusakan hati karena keracunan parasetamol, gangguan saraf dan sistim kardiovaskuler akibat keracunan CTM. Alkohol atau narkotika lain yang telan bersama DMP dapat meningkatkan efek keracunan dan bahkan menimbulkan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar